Mencintai Tuhan


Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (Mat 22:37-38)

Tuhan Yesus

Ketika kita menyadari hidup adalah Kristus, maka yang terutama harus kita lakukan adalah mencintai Kristus itu sendiri. Mencintai Tuhan artinya harus punya rasa greget. Mencintai Tuhan itu harusnya tidak suam-suam kuku. Panas tidak dingin-pun tidak. Kalau mau panas, ya panas kalau mau dingin, ya dingin. Jadi dasar dari pada hidup adalah Kristus adalah kita mencintai Tuhan dengan sungguh-sungguh dan penuh totalitas. Mencintai Tuhan merupakan hukum yang terutama dan pertama. Program Living for Christ bertujuan untuk mewujudkan hal ini terjadi bagi setiap orang Kristen yang menyaksikan.

Berhenti Menghakimi


“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. (Mat 7:1-2)

Tuhan Yesus

Banyak sekali orang yang dengan mudahnya menghakimi seseorang tanpa tahu latar belakang orang tersebut. Kerinduan kami untuk masyarakat Indonesia, khususnya kita yang Kristen untuk tidak lagi menghakimi seseorang apalagi tanpa kita tahu jelas alasannya. Bagaimana untuk kita berhenti menghakimi itu dimulai dengan kita belajar untuk mengerti. Ya kata kuncinya atau akarnya adalah understanding. Kita harus mengerti dengan jelas mengapa orang tersebut melakukan hal tersebut. Diharapkan melalui program Living for Christ ini kita semua bisa mendapatkan pengertian ataupun pengetahuan yang sesuai dengan Firman Tuhan sehingga membuat kita berhenti untuk menghakimi.

Menjadi Berkat


“dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. ” (1 Pet 3:9)

Rasul Petrus

Besar kerinduan kami program Living for Christ ini bisa memberi pengaruh positif untuk masyarakat Kristen di Indonesia. Menjadi pendengar firman Tuhan memang perlu tetapi tidak cukup sampai di sana. Kita harus benar-benar menjadi pelaku firman Tuhan sehingga penerapan Firman itu betul-betul ada di tengah-tengah kehidupan kita. Kita harus bisa menjadi berkat dalam setiap karakter kita, melalui ucapan kita dan dengan segala apa yang kita miliki.